Kamis, 25 Juni 2015

Konsep dasar Kewirausahaan



Mengapa semakin banyak dibutuhkan Wirausahawan Baru?
       Pengusaha Ciputra mengatakan akar musabab kemiskinan di Indonesia bukan semata akibat akses pendidikan. Hal itu hanya sebagian. Melainkan karena negara tidak menumbuh kembangkan entrepreneurship dan jiwa entrepreneur dengan baik pada masyarakatnya.

       Pendidikan Tinggi Indonesia lebih banyak menciptakan sarjana pencari kerja. Bukan pencipta lapangan kerja. Itu membuat masyarakat Indonesia terbiasa makan gaji sehingga tidak mandiri dan kreatif. Selama ini negara hanya mencetak begitu banyak sarjana yang hanya mengandalkan kemampuan akademisnya. Tetapi, tidak mampu menjadikan mereka lulusan yang.kreatif.

       Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi perekonomian bangsa. Dengan banyaknya sarjana yang menjadi perkerja dibanding menciptakan lapangan pekerjaan.
Sehingga, membuat jumlah pengusaha di Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Padahal kemakmuran suatu negara dipengaruhi oleh jumlah pengusaha yang dimiliki oleh.negara.tersebut. 

       Menurut sosiolog Dr David McClelland dari Harvard dalam bukunya "The Achieving Society (Van Nostrand, 1961), suatu negara dapat mencapai kemakmuran jika 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Dengan demikian Indonesia membutuhkan 5 juta dari 230 juta.penduduknya.untuk.menjadi.pengusaha.

Namun, ternyata angka itu masih jauh dari harapan. Jumlah pengusaha Indonesia saat ini adalah sekitar 400.000 pengusaha. Dengan kata lain "hanya" 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. Di samping itu, kebanyakan usaha yang ada di Indonesia masih bersifat mikro (UMKM) sehingga tidak memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan yang besar.

       Pertanyaan besarnya adalah siapa yang bertanggung jawab dalam menumbuh kembangkan jiwa  entrepreneur di Indonesia.
Mungkin kita akan berteriak bahwa pemerintahlah yang bertanggung jawab dengan hal ini. Melalui kebijakan yang pro terhadap industri dalam negeri, pemudahan pendapatan kredit usaha, penurunan nilai suku bunga, serta mendorong sektor riil (industri manufaktur) sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.

       Kebijakan di atas untuk mewujudkan dibutuhkan pasokan sumber daya manusia yang memiliki jiwa enterpreuner sebagai cikal bakal pengusaha. Di sinilah sebenaranya peran Kampus dalam menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Para sarjana pencipta lapangan pekerjaan.

       Sayangnya sampai saat ini perguruan tinggi belum mampu melaksanakan peran tersebut dengan baik. Terbukti dari hasil statistik BPS mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2009 mencapai 9.259.000 orang. Dari jumlah itu jumlah pengangguran dengan pendidikan universitas mencapai 626.600 orang, diploma sebesar 486.400 orang.

       Ada sekitar 1,1 juta penganggur terdidik dan jumlah ini akan terus membengkak setiap tahunnya. Semakin membengkaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur semakin menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas. 
      
       Penyebab tingginya jumlah sarjana yang mencari pekerja salah satunya adalah mindset yang masih menganggap bahwa setelah lulus hanya mencari kerja dengan ekspektasi bekerja di tempat yang bagus dan mendapatkan gaji yang besar. Tapi, realitas yang dihadapi tidak demikian. Karena, itu mindset setiap lulusan, orang tua, dan masyarakat mulai saat ini perlu diubah. Bahwa lulusan perguruan tinggi ke depan yang berhasil adalah mereka yang mampu menciptakan.lapangan.kerja.baru.Bukan.mencari.kerja.

       Selain itu kurikulum yang belum banyak memperkenalkan sisi entrepreneur. Karena entrepreneur sendiri masih dianggap bukan tujuan utama dari dunia pendidikan kita. Kesiapan memasuki dunia kerja lebih dikedepankan. Akibatnya tidak ada link and match antara dunia pendidikan dan dunia entrepreneur yang paling banyak kesempatannya. Dan, disinilah peran perguruan tinggi dalam mengubah mindset dan  menumbuh kembangkan jiwa entrepreneur.
        
       Semakin banyak orang yang memiliki jiwa enterpreneur akan mampu melahirkan banyak pengusaha. Semakin banyak pengusaha akan semakin banyak lapangan pekerjaan. Semakin banyaknya lapangan pekerjaan memudahkan rakyat memilih pekerjaan yang paling disukai dan cocok dengan keahliannya. Juga memilih perusahaan yang mampu memberikan pelayanan dan kesejahteraan.yang.terbaik.
      
       Pada akhirnya perguruan tinggilah yang bertanggung jawab menghasilkan manusia-manusia berjiwa enterpreuner yang siap menjawab seluruh tantangan zaman dan cinta pada tanah airnya.

       Program Wirausha Mandiri berangkat dari sebuah kesadaran bahwa Indoensia memerlukan para entrepreneur handal, tidak saja dalam jumlah tetapi juga kualitas. Kita butuh sebuah role model (panutan) yang bias menjadi inspirasi bagi kelahiran para wirausahawan baru

       Pada National Summit 23-30 Oktober 2009 yaqng diadakan pemerintah untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan triple track strategy yakni pro gowth (pertumbuhan), pro job (lapangan kerja), dan pro poor(pengentasan kemiskinan ). Strategi tersebut menjadi inspirasi Bank Mandiri dalam mengembangkan program yang mendorong pemberdayaan kewirausahaan dan inovasi teknologi.
            Strategi tersebut menjadi inspirasi Bank Mandiri dalam mengembangkan program yang mendorong pemberdayaan kewirausahaan dan inovasi teknologi. Wirausaha Mandiri merupakan bagian dari program kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam upaya berperan menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia.
            Para mahasiswa dan generasi muda meripakan sasaran dari program Wirausaha Mandiri. Program ini ingin memfasilitasi perubahan minset kalangan muda menjadi seorang yang pandai melihat peluang, mau bekerja keras, berani mengambil resiko. Terus terang, Negara kita,  memerlukan ide-ide yang cepat diubah menjadi hal bermanfaat. Program Wirausaha Mandiri ditujukan kepada mahasiswa maupun alumni agar memperoleh ilmu mengenai wirausaha yang baik. Para peserta tidak saja dibekali pendidikan formal, tetapi juga diberikan simulasi praktek dalam menjalankan usaha.
Agar hasilnya terukur, program ini terbagi dalam lima hal utama yang terintegrasi yakni workshop wirausaha, beasiswa wirausaha, penghargaan wirausaha dan program pembinaan. Pada akhirnya, kami berharap para alumni program menjadi para pengusaha tangguh dan mandiri. Beasiswa wirausaha, penghargaan wirausaha dan program pembinaan. Pada akhirnya diharapkan para alumni program menjadi para pengusaha tangguh dan mandiri.



Sukses Membutuhkan Kerja Keras
Apa pun, jenis pekerjaan dan usaha kita, tanpa kerja keras tidak akan membuahkan hasil. Kerja keras akan menghantar Anda mencapai 85% keberhasilan, sedangkan kepandaian dan faktor-faktor lainnya hanyalah pendukung. Anda ingin sukses, maka bekerja keraslah !
Bila Anda ingin menjadi seorang pengusaha (wirausahawan) sukses, maka usaha atau bisnis apa pun akan dapat dilakukan dengan mudah apabila terlebih dahulu dibekali atau memiliki landasan yang kuat berupa pengalaman, pola pikir, kemampuan dan cara mengelola suatu usaha yang baik, serta motivasi yang kuat untuk menjadi pengusaha. Semakin sering berlatih atau mencoba melakukan sesuatu, maka semakin besar peluang untuk meraih keberhasilan. Oleh karena itu, semakin sering kita mengasah diri untuk menjadi pengusaha, maka semakin besar peluang kita menjadi pengusaha sukses.
Menjadi wirausahawan sekarang ini, tidak hanya sekedar dapat memulai dan mendirikan suatu usaha begitu saja, melainkan dtuntut mampu mengarahkan usahanya pada keadaan yang terus menguntungkan dan memperoleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan atau terus-menerus dibandingkan para pesaingnya. Oleh sebab itu, janganlah kita sekali-kali memulai bisnis dengan coba-coba tanpa memiliki arah dan tujuan yang jelas karena sering kali akibatnya akan sangat merugikan apabila terjadi kesalahan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Maka diperlukan suatu sikap yang mampu menghadapai setiap kemungkinan yang terjadi dalam menjalankan suatu usaha dengan berpegang pada keyakinan dan kemampuan individu yang handal. Jadi, wirausahawan membutuhkan kemauan dan tujuan yang jelas apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.

Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.
Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/ 1995, dicantumkan bahwa:

a)     Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
b)     Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal .
Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain.
Kewirausahaan berbeda dengan manajemen. Paul H. Wilken menjelaskan bahwa kewirausahaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.

Keuntungan Menjadi Wirausahaan
Apa keuntungan menjadi wirausahawan? Brad Sugar (pendiri Action International, 2007) menyatakan “Business just a game, so learn the rules, play smart, and have fun”. Jadi, wirausahawan adalah sebuah permainan, dimana kita harus tahu betul aturan main, lalu menjalankan usaha secara cerdik, dan akhirnya menikmati keuntungan. Beberapa peluang sebagai keuntungan yang memberikan dorongan kuat seseorang untuk berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai kebebasan mencapai tujuan yang dikehendaki
Kebebasan adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi seseorang. Wirausaha memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk menentukan tujuannya sendiri.
2. Mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemamuan dan potensi diri secara penuh
Banyak orang menyadari bahwa menjadi pekerja itu terkadang sangat membosankan, tidak menantang, dan sangat tidak menarik. Namun, bagi wirausahawan hal tersebut tidak berlaku, bahkan bekerja dan bermain hampir tidak ada bedanya, sangat menyenangkan.
3. Memperoleh manfaat dan laba yang maksimal
Menjadi wirausahawan akan memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri keuntungan atas investasinya. Meskipun uang bukan segalanya, laba dari usahanya merupakan faktor penting untuk memotivasi diri dalam mengembangkan usaha baru.
4. Terbuka kesempatan untuk melakukan perubahan
Menjadi karyawan tidak bebas dalam melakukan perubahan. Setiap perubahan haus atas persetujuan pimpinan dan pemilik. Apabila kita menjadi oengusaha, maka kita mempunyai kebebasan untuk mengubah kondisi oerusahaan sesuai dengan keinginan kita yang sudah dipikirkan dengan sangat matang dan risiko yang diperhitungkan dengan cermat.
5. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam menciptakan kesempatan kerja
Dengan mendirikan sebuah usaha, berarti wirausahawan memberikan manfaat pada masyarakat untuk mendapatkan kesempatan kerja dan membantu masyarakat dalam mendapatkan barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
6. Terbuka peluang untuk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuanatas usaha mereka
Biasanya para pengusaha, dari yang masih kecil sekalipun sering kali mendapatkan peran strategis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di lingkungannya, mereka dihormati, dipercaya, bahkan mereka sangat dihargai karena hasil usaha mereka yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat atau lingkungannya

Ciri dan Sikap Wirausahaan
Wirausahawan yang sukses haruslah orang yang mampu melihat ke depan, berpikir dengan penuh perhitungan, serta mencari pilihan dari berbagai alternative masalah dan solusinya. Geoffrey G. Meredith (1996) mengemukakan ciri-ciri wirausahawan sebagai berikut:
1.   Percaya Diri
2.   Berorientasi pada Tugas dan Hasil
3.   Berani Mengambil Resiko
4.   Kepemimpinan
5.   Keorisinilan
6.   Berorientasi pada Masa Depan
Berdasarkan ciri-ciri kewirausahaan diatas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari sebagai berikut:
1.   Disiplin
2.   Komitmen Tinggi
3.   Jujur
4.   Kreatif dan Inovatif
5.   Mandiri
6.   Realistis

Membangun Kewirausahaan di Indonesia
Profil tenaga kerja Indonesia dikuasai oleh pekerja, sedangkan wirausahawan kurang dari seperlimanya. Apalagi mayoritas orang Indonesia ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Birokrasi pemerintah menjadi salah satu faktor yang mempersulit tumbuhnya wirausahawan di Indonesia. Semangat kewirausahaan harus dibangun berdasarkan asas pokok sebagai berikut:

1.               Kemauan kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi) dan semangat mandiri.
2.               Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko.
3.               Kreatif dan inovatif.
4.               Tekun, teliti dan produktif.
5.               Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

Kerangka pengembangan kewirausahaan di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut:
1.               Memperbaiki pendidikan kewirausahaan, yaitu sistem pendidikan kewirausahaan
            yang menyebar dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi dan melakukan
2.               Kerja sama dengan dunia industrI melalui kegiatan magang kewirausahaan.
3.               Menyediakan infrastruktur (prasarana) yang tidak terbatas hanya pada
            transportasi dan komunikasi, melainkan juga infrastruktur pendidikan, baik formal
            maupun nonformal.
4.               Menyediakan informasi seluas-luasnya bagi wirausahawan yang berada pada
            tahapan start-up melalui layanan internet.
5.               Membuka akses selebar-lebarnya dalam pendanaan terutama bagi UKM.
6.               Membuat program komunikasi dan inisiatif bagi kewirausahaan. Program
            program untuk member penyuluhan kewirausahaan melalui media massa diikuti
            oleh program insentif sebagai penghargaan.
7.               Menetapkan bidang-bidang yang mudah dimasuki oleh wirausawan baru
            (khusunya di bidang perdagangan dan kerajinan) serta mendorong
             wirausahawan yang sukses di bidang industri manufaktur.
       Membangun kewirausahaan di Indonesia dengan mengubah paradigma, lembaga pendidikan memberikan bekal keterampilan berwirausaha serta didukung oleh pemerintah. Pada akhirnya, keberhasilan bangsa Indonesia dalam menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bergantung pada keberhasilan memberi kesadaran kepada lebih banyak orang agar tergerak hatinya untuk memilih kewirausahaan sebagai satu pilihan yang tepat dalam melakukan aktifitas kehidupannya.

 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar